Blunder Logika Aktivis Anti Miras

Sumber gambar: pixabay.com

Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh pemberitaan tentang 14 ABG di Bengkulu yang memperkosa beramai-ramai seorang siswi SMP berumur 14 tahun hingga tewas. Menurut berita yang disiarkan, pelaku saat melakukan aksi bejatnya tersebut sedang di bawah kendali Miras alias minum-minuman beralkohol.

Berita tersebut sentak menarik perhatian. Bahkan menjadi berita utama di layar kaca beberapa stasiun televisi. Banyak yang berkomentar mulai dari ahli agama, Aktivis Anti Miras, Pejabat Negara sampai orang biasa. Tanggapannya secara umum sama, yakni Miras alias Minuman Beralkohol itu berbahaya, karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kriminal.

Bukan karena kasus pemerkosaannya yang menjadi perlu untuk diperhatikan dan diangkat melalui tulisan ini. Tetapi masalah komentar Aktivis Anti Miras terhadap para pelaku. Aktivis Anti Miras tersebut menyatakan bahwa gara-gara pengaruh Miraslah maka pelaku melakukan tindakan bejat dan tak bermoral tersebut.

Manusia memang suka mencari kambing hitam. Perilaku ABS (Always Blame Somebody) alias Selalu Menyalahkan Orang Lain telah melekat pada sebagian orang ketika menghadapi suatu masalah, meskipun diakui bahwa kebiasaan menyalahkan orang lain itu adalah kebiasaan yang buruk. Menyalahkan seseorang saja, yang notabene adalah sesama makhluk hidup, dapat dianggap buruk, bagaimana menyalahkan miras, yang notabene adalah benda mati. Benda mati tak bisa membalas. Penilaian yang tidak fair/tidak seimbang ini merusak logika berpikir. Benarkah Alkohol alias Miras penyebab pelaku melakukan tindakan bejat tersebut?

Logis artinya masuk akal. Logika artinya ilmu tentang kaidah berpikir alias jalan pikiran yang masuk akal. Logika memang bukan segalanya. Tetapi selagi manusia masih waras, maka logika harus jalan. Alih-alih menyalahkan miras kenapa tidak mencari alasan lain dulu? Jangan anggap remah, gara-gara logika yang salah alias blunder logikalah maka suatu masalah bisa semakin runyam bahkan melebar kesana kemari.

Mari kita cari logikanya dalam kasus ini.

Kasus pemerkosaan dikaitkan dengan Miras hanya karena pelaku minum miras, apakah dalam logika yang sama, maka pelaku bom bunuh diri karena pelaku baca Alquran bisa disimpulkan pelakunya dipengaruhi Alquran? Itulah blundernya logika Aktivis Anti Miras yang agamis tersebut.

Terkadang agama harus menerima ketidaklogisannya dengan besar kepala jika mengikuti alur logika matematis. Misalnya begini, ada pemuda memperkosa seorang wanita remaja, seorang aktivis mendesak pemerintah larang Miras karena pemuda itu memperkosa disebakan Miras. Sebaliknya, ada gerombolan pria dewasa suka bom bunuh diri, jika ikut alur logika ini artinya, Bomber itu terpengaruh oleh Alquran?

Ada ‘Guru Alkitab’ perkosa jemaat perempuannya, jika pakai alur logika ini artinya, Guru Alkitab tersebut dipengaruhi Kitab Kidung Agung di Alkitab? Atau ada pria, seorang guru spiritual Islam suatu padepokan perkosa Santrinya, jika ikut logika ini, apakah berarti pria itu perkosa Santrinya dipengaruhi Alquran? Muslim Afganistan, Bangladesh & Pakistan menyerang komunitas Hindu, merusak dan menjarah harta benda orang Hindu, berarti dipengaruhi Alquran?

Niat Aktivis Anti Miras yang agamis itu memang bagus, tapi jika pakai logika populis akan kontradiksi dengan logika matematis, itu akan jadi blunder dia sendiri. Faktanya adalah Mayoritas Teroris beragama Islam, maka kalau pakai logika ini berarti Teroris adalah Islam? Jangan bermain-main dengan logika jika tidak mau ditertawakan dunia.

Itu adalah logika aneh bin ajaib. Jangan mengusung kampanya anti miras kalau berlogikapun masih keliru bablas seperti ini. Jangan semata-mata karena sedang mengkampanyekan gerakan anti miras, maka berarti logika ini boleh melakukan penyederhanaan seenak perutnya.

Saya setuju bahwa penjualan miras itu harus ada pembatasan. Makanya ketika ada Perda Pembatasan Peredaran Miras saya tidak menentangnya. Tetapi saya tidak setuju pada pembodohan publik oleh orang-orang atau kelompok tertentu bahwa seolah-olah orang minum miras pasti akan memperkosa atau melakukan tindak krimimal lainnya.

Karena itu, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

  1. Motif orang minum itu bermacam-macam. Ada yang untuk gaul atau sosialisasi, ada yang untuk menikmati, ada juga yang niatnya sejak awal memang kriminil.
  2. Ada orang minum motifnya hanya sekedar menikmati, menghangatkan badan, tidak minum sampai mabuk. Minumnya pun tidak banyak, mungkin cuma seteguk dua teguk saja.
  3. Sementara itu, ada juga jenis orang yang memang ‘norak’ sejak dari ‘sononya’. Mereka sedari awal memang niatnya kriminil, sehingga minum hanyalah alasan saja. Orang-orang jenis ini memang cenderung melakukan perbuatan kriminil, dengan atau tanpa alkohol.
  4. Masalah pada orang-orang yang seperti ini sebenarnya bukan di alkoholnya tapi pada kekerasan dan pemaksaannya.

Itu sebabnya maka tidak ada yang bisa menjamin 100 % bahwa tanpa alkohol tingkat pemerkosaan atau tindak kriminal lainnya akan menurun. Bahkan saya yakin Aktivis Anti Miras pun tak berani jamin. Karena memang akar masalahnya bukan pada mirasnya, tapi pada perilaku orangnya, pada pola pendidikan di sekolah dan di rumah, serta pada penegakan hukum.

pisau-dpru

Jadi marilah kita fokus pada perbuatan kriminilnya, bukan mengalihkan isu dengan memanfaatkan korban untuk agenda lainnya. Janganlah kita menyalahkan pisau dapur yang dipakai membunuh. Salahkan pelakunya.

Saya, Desfortin, tidak membela miras. Saya juga bukan alcoholic man. Saya hanya melawan pembodohan logika yang menyalahkan miras dibanding pelaku. Jika tidak dilawan, maka itu blunder namanya. Blunder dalam Bahasa Inggris artinya kesalahan besar, mem-blunder artinya membuat kesalahan besar. Blunder Logika artinya membuat kesalahan besar dalam berlogika. Itulah yang dilakukan oleh Aktivis Anti Miras itu.

Salam Cerdas,

Desfortin

6 respons untuk ‘Blunder Logika Aktivis Anti Miras

  1. Perda Miras memang perlu, tapi itu tidak jaminan untuk kasus pemerkosaan menurun. Miras memang perlu dibatasi, jangan sembarang dijual. Jangan karena haram thd miras, maka semua yg berkaitan dengan miras harus dibasmi. Itu adalah blunder logika lagi.

    Suka

Tinggalkan komentar